122

Biografi KH. Yahya Cholil Staquf

dalam konteks merespons dunia yang sedang berubah

secara fundamental menuju tatanan baru. Perubahan ini

mengonstruksi ulang tatanan lama baik dalam dunia Islam

maupun dunia lain yang telah dibangun dan dipertahankan

selama puluhan abad seperti Turki Usmani dan Syafawi.

Dengan meletakkan kemunculan NU dalam konteks

tersebut, menurut Gus Yahya, tak berlebihan untuk

mengatakan bahwa kehadiran NU adalah untuk agenda

peradaban. Kehadiran NU adalah untuk ambil bagian

dalam agenda akselerasi menuju tatanan baru peradaban

dunia.

Dibandingkan dengan organisasi berbasis Islam lain di

Indonesia, NU, menurut Gus Yahya, memiliki modal sosial

yang sangat kuat dan besar. Berbeda dengan organisasi-

organisasi lain, sebelum berdiri NU sudah memiliki

basis sosial kultural yang sangat kuat, yaitu jaringan

para ulama dan lembaga pendidikan tradisional berupa

pesantren yang tersebar di mana-mana. Tak hanya itu,

basis sosial kultural yang dimilikinya memiliki konstruksi

sosial politik yang hampir lengkap dan memiliki struktur

kepemimpinan kultural yang sangat mengakar, yaitu para

kiai yang berada di pesantrennya masing-masing. Namun,

NU merasa basis kultural yang sangat kuat tersebut tidak

lengkap tanpa kehadiran negara. Oleh karena itu, NU

secara sadar terlibat dalam pergumulan dan perjuangan

mewujudkan terbentuknya Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI). Sikap-sikap penting NU dalam sejumlah

momentum penting perjalanan sejarah bangsa Indonesia

menunjukkan konsistensi NU terhadap keberadaan NKRI.

Perkembangan teknologi informasi yang pesat menjadi

faktor utama terjadinya berbagai macam perubahan pada

abad kedua puluh satu. Kehadiran teknologi informasi